Saya dan ESTP

"Happiness typically comes to those who are making progress toward or are achieving meaningful life goals" - Michael Parke

2018 sudah berakhir dan tidak akan pernah kembali lagi. Pertanyaan selanjutnya, apa yang telah saya raih di 2018 ini? Dan apakah semua raihan itu membuat saya bahagia? 2018 adalah sebuah kepingan cerita yang semoga selalu indah dan terukir baik di memori. Begitulah masa lalu, yang akan mengawali cerita ini.

Balik ketika saya lulus kuliah di tahun 2016, saya selalu mencari jawaban dari "sebenarnya apa passion saya?, kegiatan apa yang harus saya lakukan sehingga membuat saya senang yang meskipun pekerjaan tersebut melelahkan, tapi saya akan bahagia yang mana dengan pekerjaan itu waktu terasa cepat berlalu.

Waktu masih jaman kuliah dulu, saya alhamdulillah mendapatkan beasiswa dari suatu yayasan dan mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Manado mengikuti workshop career plan gratis. Satu hal yang paling saya ingat, waktu ikut tes kecocokan karir, saya termasuk ESTP (Extroverted, Sensing, Thinking, dan Perceiving). Nah, karir yang cocok untuk ESTP adalah sales manager, pramugara, pengusaha, coach, facilitator, trainer, dan masih banyak lagi. Pokoknya ESTP itu adalah tipikal manusia yang tidak cocok kerja back office dan menyukai pekerjaan action based. Makanya tipe ini dijuluki si Entrepreneur.

Copyright: personalitytypes.xyz

Awalnya saya tidak begitu peduli dengan hasil tes ini, sampai ketika saya mengambil tes kedua di 16personalities.com yang meskipun tesnya menggunakan bahasa inggris, tapi hasilnya ternyata persis sama dengan tes yang saya lakukan sebelumnya yakni ESTP. Dan, pada saat itu saya mulai untuk mempertimbangkan dan memulai mencari referensi mengenai tipe kepribadian ini.

Hal ini benar-benar baru berdampak ketika saya memulai karir pertamaku setelah lulus kuliah. Meskipun saya telah bekerja bahkan sebelum masuk kampus (untuk cerita ini baca disini), tapi bekerja saat kuliah benar-benar berbeda karena orientasi saya bukan lagi pengalaman kerja. Pengalaman kerja full-time pertama saya adalah menjadi marketing and communication intern, yang karena target marketnya global, mengharuskan saya untuk stay di depan komputer memasarkan lewat internet. Dalam periode satu semester tersebut, saya benar-benar sulit untuk menikmatinya. Kenapa? karena pekerjaan tersebut memaksaku untuk duduk manis dan tidak bercengkrama begitu banyak dengan manusia. Sementara, sebenarnya dengan kepribadian ESTP, sebenarnya saya lebih suka untuk terus bergerak dan berinteraksi dengan banyak orang.

Akhirnya saya bertahan tidak begitu lama dan menghabiskan masa kontrak saya tanpa perpanjangan (Yah, setidak-nyaman apapun pekerjaan itu, saya akan berusaha untuk memenuhi kewajiban kontrak saya). Akhirnya setelah keluar dari perusahaan, saya menjalani kehidupan yang jauh dari zona nyaman, tanpa penghasilan tetap. Tapi dalam periode tersebut, saya sangat menikmatinya. Saya terus membangun usaha, meskipun dari nol dan tidak berpenghasilan terlalu banyak, tapi saya sangat senang. Apalagi jika usaha tersebut perlahan menunjukkan hasil. Karena kebahagiaan itu datang seiring dengan progress yang kita ciptakan, atau kita mencapai tujuan yang bermakna dalam kehidupan kita. Mungkin awalnya sangat takut keluar dari zona nyaman dan tidak mempunyai penghasilan per bulan yang tetap. Tapi, ini layak untuk dilakukan. Karena orang seperti ESTP, memang tidak mencari penghasilan tetap, kita mencari penghasilan yang banyak. Apalagi sebagai seorang ESTP yang nature-nya adalah seorang explorer dan marketer. Bukan kah makin banyak kenalan makin banyak rezeki? Tidak ada dalam list 50 orang terkaya berstatus sebagai karyawan full-time. Kenapa tidak untuk give a try to be entrepreneur?. Semakin banyak orang yang ESTP kenal, maka semakin bahagialah dia. ESTP bukan orang yang menetap di kantor dan mengerjakan rutinitas di ruangan 4 x 6 meter.

Untuk teman-teman yang juga ESTP seperti saya, saya sangat sarankan untuk melakukan pekerjaan sesuai keinginanmu. Berani mengambil tindakan. Penghasilan yang datang dari usaha sendiri akan lebih kita senangi. Penghasilan tersebut ada roller coaster-nya bukan flat seperti kerjaan full-time pegawai. Kalo belum bisa menjadi full-time entrepreneur, kenapa tidak mencoba sebagai part-time entrepreneur dulu? Kalo bisa berpenghasilan lebih banyak, kenapa harus tinggal di gaji bulanan yang gitu-gitu aja?

Apapun tipe keperbadianmu, setiap dari kita punya bakat masing-masing. Kalo sampai detik ini kamu belum tahu passion kamu, kamu harus cari tahu SEGERA. 

Comments

Popular posts from this blog

IELTS Academic Writing Task 1 - Map

IELTS Writing Task 1 - Process

Naik pete-pete apa ke Mall Panakkukang?