Cukup dengan
membayar uang parkir 5 ribu, kita bisa sepuasnya menikmati pantai ini. Tidak
seperti pantai Kuta, pantai ini sepi sehingga kami bisa menikmatinya bak pulau
privat. Hahaha. Berenang di dalam air yang jernih dan bersandar di pasir putih
adalah nuansa berkunjung ke pantai Ann. Kalo lapar, bisa berkunjung ke pedagang
tradisional di sekitar lokasi. Harga Indomie telurnya hanya 10 ribu. Disini
juga ada penjual cilok dengan harga yang sangat terjangkau. Soal perut gak ada
masalah disini. Oh iyah, disepanjang jalan di Kuta, kami tidak menemukan pom
bensin. Ada baiknya untuk terlebih dahulu mengisinya. Namun disepanjang jalan
ada pengisian pom bensin pertamini. Kami hanya menghabiskan bensin 20 ribu
untuk berkeliling di spot wisata yang ada di Lombok tengah.
Hari Kedua (4 April 2017)
Kita mulai pagi ini dengan menentukan rencana fixed setelah beberapa hari sebelumnya kita mencari informasi mengenai spot yang ada di Lombok. Perjalanan kali ini kami niatkan untuk ke arah timur. Satu spot yang sangat terkenal di Lombok timur adalah pantai pink. Perjalanan jam 9 pagi ini menempuh jarak 55 km dari Praya. Perjalanan kami kali ini menyebrang kabupaten. Perjalanan ditempuh dua jam karena jalan menuju kesana sangat menantang. 5 km sebelum sampe di pantai, jalanan berkerikil dan tanah liat yang licin kami lalui nyaris dengan kecepatan 15 km/jam.
Sesampainya kami di pantai
Pink, karena perut keroncongan kita makan cilok dulu. Harga 5 ribu, cukup bisa
untuk mengganjal. Kemudian kami ke warung Jawa yang ada di pinggir pantai.
Makan Nasi campur menu TTS (telur, tempe, sayur) hanya 15 ribu. Sebagai
minuman, saya pesan kelapa muda 15 ribu. Haga ikan bakar dan nasi 35 ribu dan kopi 5 ribu. Di tempat makan ini terdapat toilet dan tempat sholat. Pemilik toko sangat baik memperbolehkan kami menitip tas untuk lebih menyusuri keindahan alam pantai pink.
Well, pantai pink pada workdays
tidak dikunjungi wisatawan dalam jumlah yang banyak. Biaya masuk pantai ini
cukup dengan membayar biaya parkir sebesar 5 ribu. Disini, kita bertemu dengan banyak turis asal negeri Jiran (sepertinya Lombok punya kekhasan tersendiri, yakni
sebagai halal tourism). Setelah makan, kami terlebih dahulu jalan
ke bukit untuk mengambil gambar dari atas.
Diatas bukit ini, kami tidak sendiri. Disini ada beberapa hewan ternak masyarakat seperti kambing, ayam dan kerbau. Diatas bukit merupakan padang rumput yang cocok untuk hewan ternak.
Kami menghabiskan waktu sampai sore disini karena kami tidak menemukan lokasi yang lain. Well, pantai pink sebenarnya ada di dua spots. Ada yang di selatan dan ada yang utara. Kami pulang jam 4.30 dan di perjalanan pulang, kami bertemu dengan rombongan pengantin. Sebuah tontonan yang menarik mereka masih memegang teguh adat mereka meskipun tak henti-hentinya didatangi oleh turis mancanegara dan kencangnya arus globalisasi. By the way, semoga saya juga dimudahkan untuk mendapatkan jodoh.
|
Long March arak - arakan pernikahan di Lombok |
Hari Ketiga (5 April 2017)
Perjalanan kami
pada hari ketiga ini ialah menuju ke Lombok Bagian Barat. Di bagian barat pulau
ada kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram, Ibu kota provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB). Spot pertama kami adalah
pusat pengrajin perhiasan di Sekarbela, Kota Mataram. Daerah ini merupakan
pusat pembuatan sekaligus penjualan perhiasan. Tidak heran daerah yang terletak
di jalan Sultan Kaharuddin ini ramai dikunjungi pemburu perhiasan. Mutiara
merupakan komoditi terkenal disini. Perhiasan yang ada di daerah ini sangat
beragam baik dari segi model maupun harga.
Kami mampir di
toko emas dan mutiara Firdaus Angkasa. Pada kesempatan ini saya tidak hanya
belajar membedakan antara emas, platinum dan rhodium serta logam lainnya, tapi
saya juga belajar memasang mata cincin berupa mutiara. Terima kasih atas
keramahan mas Farhan dan mbak Linda atas jamuannya. Kalo teman-teman mau
membeli perhiasan mampir ke toko ini. Dijamin menemukan harga yang pas.
Kami mampir di toko emas dan mutiara Firdaus Angkasa. Pada kesempatan ini saya tidak hanya belajar membedakan antara emas, platinum dan rhodium serta logam lainnya, tapi saya juga belajar memasang mata cincin berupa mutiara. Terima kasih atas keramahan mas Farhan dan mbak Dinda atas jamuannya. Kalo teman-teman mau membeli perhiasan mampir ke toko ini. Dijamin menemukan harga yang pas. Selepas dari pusat
pengrajin perhiasan kami kemudian berkunjung ke pantai Senggigi. Ini merupakan
pantai yang paling terkenal di daratan Lombok dan yang paling ramai. Terdapat
resort, hotel, dan restoran yang fancy.
Menurut saya, Senggigi adalah pantai yang paling ramai yang ada di Lombok.
Cukup dengan membayar uang parkir 10 ribu untuk kendaraan roda empat, kita bisa
mengunjungi pantai ini. Terima kasih atas mas Farhan yang telah meluangkan
waktu Daerah di sekitaran pantai
Senggigi sangat ramai di malam hari. Nuansa night
life sangat terasa ketika kami pulang dari pantai.
Hari ke-empat (6 April 2017)
Setelah tiga hari
penuh main ke pantai, akhirnya kami memutuskan untuk masuk lebih dalam ke
daratan Lombok. Tujuan kami adalah mata air yang juga merupakan merek dari air
minum kemasan di Lombok – Narmada. Narmada terletak di kabupaten Lombok Barat.
Terletak 27 km dari Praya, tantangan untuk mencapai mata air Narmada cukup
menantang. Sekitar 5 km sebelum sampai di mata air, kita terlebih dahulu
melewati jalan berpasir dan berkerikil. Kadang kita harus melewati jembatan
sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu motor saja. Hampir tidak mungkin mobil
untuk mencapai daerah ini.
Tapi, seluruh
tantangan tersebut terbayar lunas ketika sampai di dalam. Biaya masuknya adalah
5 ribu per orang dan biaya parkir 5 ribu untuk kendaraan roda dua. Sekilas
tempat ini mirip dengan Bantimurung yang ada di Maros, Sulawesi Selatan. Namun
ketika kami menyusuri tempat air berasal, saya sangat terkejut melihat air yang
keluar dari sisi batuan. Tak heran air yang dihasilkan sangat jernih dan sejuk.
Saya berenang di kolam dekat dari mata air dan melihat beberapa ikan yang
menemani keseruan di Narmada.
Sayang sekali,
kesadaran para pengunjung akan kebersihan tempat yang indah ini masih kurang.
Di dasar danau terdapat banyak plastic. Padahal tempat sampah tak lebih dari 10
meter dari danau. Alam telah memberikan kita tempat yang indah ini, kenapa kita
harus merusaknya. Alam bisa tetap asri bahkan tanpa memerlukan manusia. Tapi
manusia akan selalu membutuhkan alam untuk keperluannya. Sampah kemudian kami
kumpulkan, hasilnya lumayan untuk menjadi bukti bahwa kita masih mempunyai
kesadaran yang minim terhadap kelestarian lingkungan.
Area ini masih
sangat sepi. Mengunjunginya di work days
akan memberikan suasana liburan private. Dari
seluruh tempat yang saya kunjungi, Narmada-lah yang paling asik. Tak perlu
khawatir jika lapar di tempat ini, ada banyak penjual yang selalu menawarkan
jajanannya. Tersedia sate, indomie rebus, cilok dan aneka jajanan lainnya.
Harga sate dan lontong adalah 20 ribu dan harga kopi 5 ribu. Terdapat toilet
dan ruang ganti gratis serta masjid di area wisata ini.
Selepas dari
Narmada, kami melewati satu tempat wisata yang lain. Namun karena kami ada
janji kami meneruskan perjalanan. Dekat dari tempat wisata alam tersebut,
terdapat banyak monyet liar yang berbaris beraktivitas di atas pagar.
|
Kerumunan monyet di dekat tempat wisata Narmada |
Agenda kami
selanjutnya adalah bergabung bersama dengan pemuda Lombok yang keren untuk
mengajarkan Bahasa Inggris ke anak – anak sekolah. Kami menjadi sukarelawan
disana bersama dengan bule dari Prancis. Waktu semakin gelap dan kami balik ke
Praya lagi. Di Praya kami hanya pulang mengambil barang, dan kemudian lanjut
perjalanan lagi ke Mataram menuju ruko mas Farhan. Kami memutuskan untuk
bermalam di Mataram mengingat kami besok ingin sampai di Senggigi sepagi
mungkin. Meskipun di guyur hujan dan jalan yang minim pencahayaan, kami
meneruskan perjalanan. Terima kasih atas mas Farhan yang telah berbaik hati
menampung kami. Terima kasih juga untuk sarapan pagi dan kopi yang hangat yang
telah diberikan kepada kami.
Hari kelima (7 April 2017)
Perjalanan menuju
Gili Trawangan kami mulai dari Sekarbela Mataram. Jarak dari tempuh dari
Sekarbela ke Bangsal, pelabuhan penyebrangan ke Gili, adalah sekitas 36 km.
Terdapat dua jalur, jalur senggigi atau jalurJalan H. Mansyur. Awalnya kami
memutuskan untuk mengambil jalur H. Mansyur namun karena terdapat longsoran,
kami memutar arah melewati jalur senggigi. Perjalanan sangat menyenangkan.
Jalan berbukit dan berliku kami lewati dan disuguhi pemandangan pantai yang
bisa dinikmati dari ketinggian. Jalanan
sangat lenggang dan lancar.
Di Bangsal, kita
bisa parkir motor sehari atau sampe bulanan. Biaya parkir sehari untuk roda dua
adalah 5 ribu. Biaya masuk per orang adalah 2.500 dan biaya penyebrangan ke
Gili Trawangan adalah 15 ribu. Perlu diketahui bahwa Gili berarti pulau kecil.
Ada tiga Gili yang dapat dikunjungi dari Bangsal - Gili Trawangan, Gili Meno
dan Gili Air. Di loket pembelian tiket aka nada makelar yang akan menawarkan
jasa snorkeling. Bangsal terletak di kabupaten Lombok Barat. Kami sampai
sekitar pukul 8.30 dan mencari informasi wisata.
Singkat cerita kami
memutuskan untuk snorkeling dan tidak menginap di Gili mengingat kita harus ke
Lombok timur di keesokan harinya. Kami dijadwalkan untuk memulai snorkeling jam
9.30. Saya rasa kita akan sampai tepat waktu di Gili Trawangan. Namun cuaca
pada pagi itu tidak bersahabat, perjalanan kami di tunda dan kami menunggu
sampai hujan reda. Tidak ada jadwal fix
kapal penyebrangan ke Gili. Namun perlu diingat loket hanya melayani sampai
pukul 4.30. Kapal akan berangkat ketika jumlah penumpang dirasa cukup. Alhasil,
kami terlambat sampai di Gili dan mengira tiket kami hangus.
Akhirnya kami
menelpon makelar tersebut dan menanyakan nasib kami. Hahaha. Well, singkat
cerita lagi, kami ditawarkan untuk pindah ke tempat penyedia snorkeling lainnya. Namun kami harus
menambah biayanya 25 ribu. Sebelumnya kami membayar 125 ribu untuk 4 spots diving. Kami tidak ada pilihan,
daripada tiket hangus, kita ikut ke jasa snorkeling
ini. Ketika saya bertanya ke makelar itu, “kok
biayanya nambah sih?” Kata dia “karena spots-nya menjadi lima.” Well, padahal
tidak demikian spots yang kami kunjungi hanya malah 3. Again, sangat perlu berhati-hati terhadap makelar yang ada di
penyebrangan ini.
Kami sangat
menikmati waktu kami di Gili. Kami snorkeling di 3 spots di masing-masing Gili
dan melihat aneka karang dan biota laut berenang bersama kami. Jasa snorkeling ini sudah termasuk snorkel dan optional items seperti fins dan jaket pelampung. Ada sekitar 30
orang diatas boat dan hanya ada 6
orang Indonesia. Yah, berada di Gili serasa bearada di luar negeri. Hahaha.
Alay. Kami tidak mengambil foto saat snorkeling,
soalnya banyak aurat. hahaha
Hari ke enam (8 April 2017)
Hari terakhir kami
di Lombok kami ingin habiskan untuk bercengkerama dengan orang Lombok. Kami ke
kabupaten Lombok Timur, di bawah kaki gunung Rinjani kami menghadiri pesta
pernikahan salah satu kenalan yang kami tahu dari workaway.com. Pesta
pernikahan dibalut dengan nuansa adat dan diiringi oleh alat music tradisional
seperti gamelan dan seruling. Setelah menghadiri pernikahan, kami menghabiskan
waktu berdiskusi dan bermain bersama pemuda di Sapit, kabupaten Lombok Timur.
Ditemani oleh kopi hitam khas Lombok yang tumbuh disekitar daerah tersebut kami
berbagi pengalaman. Yang sangat menarik, saya memberikan apresiasi yang tinggi
kepada pemuda setempat yang peduli terhadap pembangunan daerah mereka. Mereka
membuka pembelajaran Bahasa inggris kepada pemuda dan anak – anak tanpa dipungut biaya. Mereka bahkan
mengundang para wisatawan asing untuk mengajarkan Bahasa inggris. Mereka
menjual kopi dan menggerakan masyarakt untuk membangun desa yang penuh potensi
tersebut. Terima kasih atas mas Maman dan kawan – kawan serta Canvas Coffee
telah menjamu kami dalam perjalanan ini.
Perjalanan di
Lombok sangat menyenangkan. Lombok yang penuh dengan keindahan alam dan keramahan
warganya masih menyimpan potensi yang sangat besar yang perlu sama-sama kita
kembangkan. Namun aku sangat senang bisa berkunjung ke tempat ini sebelum
diserbu oleh para wisatawan yang tak bertanggung jawab. Lombok masih sangat
asri, kuharap Engkau tak akan rusak dihancurkan oleh keserakahan manusia.
Comments
Post a Comment