Camping di Bulusaraung
Berkemah adalah cara kita untuk mencari udara segar, keramahan alam, berbaur, dan menggali kisah baru
Perjalanan 2 jam 30 menit dari Makassar ke titik pendakian awal, ditambah dengan perjalanan pendakian dengan durasi yang sama, akhirnya terbayarkan lunas. Tapi kenikmatan perjalanan ini bukan dimulai saat sampai di puncak ataupun di camping ground, tapi jauh sebelum itu, saat kami berdiskusi dan merencanakan pendakian ini.
Terima kasih banyak kepada teman-teman yang menginisiasi kegiatan ini. Terlebih dahulu saya ingin memperkenalkan tim kami ini. Kami menyebutnya bung squad. Yah bung. Bukan karena kami sering menyapa satu sama lain dengan panggilan bung, lebih karena kesamaan identitas yang mempertemukan kita di Jalan bung, tepatnya Bung Permai.
Kehidupan kota yang berpolusi dan membuat penat memutuskan kami akhirnya untuk keluar dari basecamp dan mencari kehidupan yang lebih memanusiakan. Percakapan sederhana kemudian memunculkan ide untuk berkunjung ke Taman Nasional Bulusaraung dan mendaki ke puncaknya. Percapakan pun TIDAK berbuah opini, dan pada hari senin kami berangkat meninggalkan basecamp. Kenapa hari Senin? karena begitulah para merdekawan menghindari kepadatan tempat wisata di akhir pekan plus memang mengisi kekosongan, maksud saya kekosongan tempat wisata. Haha.. Dan Alhasil, ketika sampai di camping ground, hanya regu kami lah yang terlihat disana.
Sebelum kami memulai perjalanan terlebih dahulu alat-alat harus dipersiapkan. Untuk perjalanan dua hari satu malam, berikut adalah ala-alat yang wajib dibawa:
1. Senter/headlamp (Bukan senter HP)
2. Tenda
3. Makanan dan snack
4. Nesting atau panci per pancian
5. Kompor beserta gasnya
6. Matrass
7. Jaket
8. Lampu tenda
9. Korek
10. Semua perlengkapan dimasukkan ke tas gunung
11. Tumbler/botol minuman
12. Mengenakan pakaian daki khususnya sepatu/sendal yang sesuai
13. Obat-obatan/salep/minyak angin
14. HP beserta dengan power-bank
14. HP beserta dengan power-bank
Peralatan yang tidak wajib
1. Kamera dan gopro
2. Hammock
3. Wireless Speaker
4. Pakaian ganti
Note: Banyaknya barang disesuaikan dengan tingkat kerempongan dan ke-alay-an tim dan anggota.
Challenge pertama adalah menemukan jalan masuk ke Bulusaraung. Aduh, awalnya kami melewati jalan masuk ini karena tidak begitu hafal, mungkin karena kurang pengalaman dan persiapan yang tidak matang. Untuk teman-teman yang mau kesana, ingat, jalan masuknya adalah Jalan Poros Tonasa 1, penandanya adalah ada lapangan segitiga yang ada tugu KB-nya - patung jari memberikan tanda 2, seperti jari pis, ala-ala girl band kalo lagi foto. U turn dulu di poros pangkep, kemudian masuk ke jalan Poros Tonasa 1. Boleh singgah dulu sholat di masjid Nurul Muawanah Soreang atau isi perut terlebih dahulu.
Semakin jauh berjalan masuk, jalanan akan semakin kecil dan berbatu, oleh karena itu persiapkan motor yang prima, cek ban, dan pastikan bensin terisi, karena akan sulit menemukan penjual bensin eceran. Pastikan juga rem motor berfungsi dengan baik mengingat perjalanan akan dipenuhi pendakian dan penurunan tajam. Mobil bisa saja masuk, namun kami menyarankan menggunakan motor. Dari jalan poros pangkep, kita akan masuk sejauh kurang lebih 14 km. Oh iyah, katanya, rute lainnya sebenarnya bisa ditempuh juga dari Camba Maros. Starting point pendakian adalah rumah baru dua lantai. Disana kita harus registrasi dan bisa parkir motor. Biaya masuk per orang adalah 8 ribu dan biaya parkir kendaraan adalah 5 ribu untuk motor, dan 10 ribu untuk mobil. Setiap barang plastik akan didata, dan di-WAJIB-kan untuk membawa turun kembali sampah plastik. Tidak boleh sama sekali membuang sampah pada kawasan pendakian.
Starting point pendakian Bulusaraung, source: google |
Akan ada kurang lebih 9 pos pendakian, dengan pos sembilan adalah camping ground. Perjalanan kami mulai pada pukul 5 sore. Jarak satu pos ke pos lain tidak terlalu jauh, dengan pos 1 - 3 akan dilalui dengan pendakian terjal. Kita patut berhati-berhati dengan jurang di sebelah kiri dan kanan. Tidak ada pengamananan khusus, sehingga jika terpleset ke jurang akan berakibat fatal. Jalanan akan terlihat dengan jelas. Pastikan selalu on track, track pendakian ditandai dengan pita atau tali yang bergantungan di ranting pohon. Dari pos 3 hingga sembilan, kami berjalan di kegelapan, sehingga senter dan headlamp sangat membantu perjalanan kami. Sesekali kabut akan mewarnai perjalanan, dan ini membuatnya sangat keren. Kurang lebih perjalanan ke puncak sekitar 2 sampe tiga jam. Air minum juga sangat penting, karena perjalanan akan menguras banyak keringat.
Pemandangan dari tangga pendakian |
Ketika sampai di puncak, kami langsung memasang tenda, dan challenge selanjutnya adalah menemukan sumber air (sumber air su dekat). Di kegelapan plus pendakian pertama pertama kali, tidak mudah untuk mencari sumber air. Kami perlu menelfon ke bapak petugas. Lokasi sumber air bukan genangan air sungai atau danau, tapi mata air yang mengalir ke pipa dan tersimpan di penampungan berwarna jingga. Sumber air membelakangi pos, sekitar 400 m dari camping ground. Sumber airnya sangat segar khas pegunungan.
Camping ground |
Setelah membangun tenda dan menemukan air, saatnya untuk santai dan menikmati hidangan. Hidangan di puncak gunung akan terasa sangat nikmat, sekalipun hanya mie dan kopi instan, tapi rasanya akan sangaaaat beda. Bahkan tinggal disini mengalahkan hotel seharga 5 juta, haha. Beberapa saat kami melihat ke atas dan memuji keindahan langit, yang kala itu cerah menampakkan rasi bintang yang tidak akan terlihat sama di kota Makassar. Kami juga memutar musik mengiringi cerita yang dipanjatkan, haha. Perjalanan ke puncak kita lanjutkan besok pagi. Suasana di camping ground adalah berangin dan sangat dingin. Beberapa dari teman kami harus minum tolak angin (Promosi deh, gak tahu juga apa nama produk ini yah, haha). Sleeping bag juga akan sangat membantu menghangatkan tubuh saat tertidur. FYI, kalo mau sewa wireless speaker, sleeping bag, tenda, dan sepatu hiking dapat langsung ke student plaza, dijamin harga bersahabat.
Menikmati hidangan |
Setelah istirahat, kami melanjutkan perjalanan ke puncak, Perjalanan ke puncak akan sangat terjal dan dipenuhi batu berukuran besar. Membutuhkan waktu 30 menit dari camping ground untuk sampai ke puncak. Usahakan berangkat subuh hari untuk melihat keindahan matahari.
Pemandangan pagi bulusaraung, diambil saat perjalanan ke puncak |
Sesampainya di puncak, kami disambut dengan solar panel yang kemungkinan sudah rusak. Kalo solar panel ini bagus, mungkin saja kita bisa charge HP kita. hahaha. Well, kalo teman-teman ada rezeki, mungkin bisa menyumbang membeli yang baru. haha. Lumayan kan untuk cas HP, kamera, dan lampu.
Solar panel di puncak bulusaraung |
Sesampai di puncak, mungkin ini yang kerap kali diceritakan anak-anak mapala kepada saya, "kalo sampe meki di puncak, beh, semua lelahnya mendaki akan hilang". Dan memang betul, I mean, it is a place where you can see the magnificent of nature.
Puncak gunung bulusaraung |
Menghabiskan waktu disini adalah salah satu momen yang paling menarik di hidupku. Meskipun sebelumnya saya telah mendaki ke beberapa puncak gunung, namun officially, ini adalah gunung yang pertama saya daki di Sulawesi Selatan. Well, meskipun banyak yang bilang medan pendakian ini tidak sulit, dan cocok bagi pemula, namun saya sangat berbangga bisa menginjakkan kaki disini.
Pastikan mendaki bersama teman |
Dari puncak gunung Bulusaraung, kota Makassar dapat dilihat dengan jelas. Terlihat juga pegunungan karst, yang dengan bangga saya sampaikan, adalah karst terbesar kedua di dunia yang terletak di kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan.
Pemandangan karst Sulawesi Selatan dari puncak Bulusaraung |
Puncak bulusaraung |
Santai ala-ala ji ini. Never try at home, karena dak ada di home beginian. |
Bukan ji menggalau ini, tapi merenung kodong. |
Foto begini juga boleh dicoba. |
Kalo gaya beginian, iyya? haha |
Camping ground di pagi hari (Diambil menggunakan gopro) |
Terima kasih telah membaca, jangan terlalu nyaman (Diambil menggunakan gopro). |
Bulusaraung adalah salah satu serpihan dari keindahan Sulawesi Selatan. Ada banyak tempat yang bisa kamu datangi di provinsi ini. Daripada hanya tinggal di kota, mending cari udara segar dan petualangan di alam terbuka. Bingung mau kemana? mungkin travel vlog ku di bawah ini bisa memberimu inspirasi. Check it out guys!! #SIAPDIJALAN
Wah asik nih camping. Kalau aku terakhir camping itu jaman masih kelas satu SMK di tahun 2011. Btw, salam kenal ya, kak.
ReplyDelete